Kamis, 19 Desember 2013

tulisan 9

      Sepanjang Tahun 2013, usaha koperasi di Provinsi Papua mengalami stagnasi (Jalan ditempat), tanpa ada geliat yang berarti. Namun demikian masih lebih baik disbanding 2012, perkembangan usaha koperasi sangat memprihatinkan, bahkan nyaris sakit dan tidak sehat lagi.
Demikian dikatakan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Papua, H. Sulaeman L. Hamzah, kepada wartawan kemarin.
Dijelaskan, dari jumlah anggota koperasi hingga 2013 yang mencapai 2600 anggota, hanya sekitar 60% yang aktif sebagai anggota koperasi di Papua.
       Kondisi tersebut diperparah lagi dengan minimnya sosialisasi terhadap anggota dan peserta koperasi terhadap program serta tujuan didirikannya koperasi.
“Juga tingginya harga barang yang didatangkan, juga sebagai pemicu perkembangan koperasi nyaris lumpuh dan sakit,” paparnya,
Untuk itu, pihaknnya berharap agar koperasi Indonesia juga di Papua kembali berjaya seperti di era 2000-an.
Dan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sinergi dari banyak pihak, bukan hanya dari penggiat koperasi dan anggota, namun juga pemerintah, khususnya kepala dinas yang baru, gubernur dan walikota baru, mempunyai semangat baru untuk bersama memajukan koperasi di tanah Papua . “Tentunya Masyarakat sebagai penopang tumbuh kembangnya koperasi dimasa yang akan datang,” jelasnya lagi.


pendapat saya : mengambil langkah-langkah kongkrit dan startegis agar koperasi bisa bergeliat lagi dan menjadi tuan diatas negeri sendiri. Diantaranya,melakukan sinergi dengan semua pihak, khususnya dukungan pemerintah agar koperasi bisa kembali berjaya. dan bila ada koperasi jadi pinjam uang atau menabung jad mudah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar